Jepara 14-5-2025– Harapan puluhan tahun masyarakat Dukuh Grobogan, Desa Kecapi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, perlahan mulai terwujud. Pada Rabu pagi (15/5), suara alat berat terdengar meraung di tengah Hamparan bendungan Sebumbung yang mulai mengering. Raungan itu bukan sekadar tanda dimulainya pekerjaan, tapi simbol kembalinya harapan — Bendungan Sebumbung mulai dinormalisasi.
Normalisasi Bendungan Sebumbung ini merupakan bagian dari kegiatan sasaran fisik TMMD Reguler ke-124 Kodim 0719/Jepara yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan Tahunan. Program ini digelar secara terpadu dan lintas sektor, dengan melibatkan unsur TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat. Tujuannya adalah membangun infrastruktur desa, meningkatkan kesejahteraan warga, serta memperkuat kemanunggalan TNI dan rakyat.
Bendungan Sebumbung selama bertahun-tahun menjadi nadi utama bagi pengairan lahan pertanian warga Dukuh Grobogan. Namun, akibat pendangkalan dan sedimentasi yang terus terjadi, fungsinya menurun drastis. Akibatnya, ratusan petani terpaksa bergantung pada air tadah hujan yang tidak menentu, sementara sawah mereka terbengkalai di musim kemarau.
Kini, lewat program TMMD, bendungan tersebut mulai dikeruk dan dinormalisasi. Alat berat telah dikerahkan, dan pekerjaan pun berjalan dengan penuh semangat gotong royong. Petani dan warga sekitar ikut menyaksikan proses awal ini dengan wajah penuh harapan.
Dandim 0719/Jepara, Letkol Arm Khoirul Cahyadi. S.E., selaku Dansatgas TMMD ke-124, dalam keterangannya menyampaikan bahwa normalisasi bendungan ini menjadi salah satu kegiatan prioritas yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
“Kegiatan ini bukan hanya tentang pengerukan bendungan, tapi tentang menghidupkan kembali harapan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Kita berharap setelah normalisasi selesai, sawah-sawah yang selama ini kekurangan air bisa kembali produktif,” ujarnya.
Dengan diperbaikinya sistem irigasi dari Bendungan Sebumbung, diperkirakan puluhan hektar lahan pertanian dapat kembali teraliri air secara optimal. Hal ini tentu akan berdampak besar pada peningkatan hasil pertanian, pendapatan petani, hingga ketahanan pangan lokal.
Antusiasme warga terlihat jelas. Para petani yang selama ini pasrah dengan kondisi sawah yang kekeringan, kini mulai kembali optimis. Mereka ikut serta membantu dalam bentuk gotong royong, menyediakan konsumsi bagi pekerja, hingga membersihkan area sekitar bendungan.
Bapak Suyono, salah satu petani setempat, mengungkapkan rasa syukurnya,
“Sudah lama kami menunggu perhatian seperti ini. Bendungan ini kalau normal bisa mengairi banyak sawah. Terima kasih TNI, semoga berkah bagi semuanya.”
Tak hanya aspek pertanian, program TMMD ini juga menjadi momen penting dalam mempererat hubungan sosial antara warga dengan aparat. TNI bukan hanya datang sebagai pelaksana proyek, tapi juga menjadi bagian dari masyarakat desa — yang ikut mendengar, membantu, dan hadir di tengah kehidupan mereka.
Dengan dimulainya pengerjaan Bendungan Sebumbung, babak baru telah dimulai untuk Dukuh Grobogan. Mimpi yang sempat terkubur karena keterbatasan anggaran dan perhatian, kini mulai terangkat kembali. TMMD menjadi jembatan antara harapan dan kenyataan — antara kebutuhan rakyat dan kerja nyata dari aparat negara.
(Rud)