RadarNews.Nasional.com,Kabupaten Karo-Sabtu,(22/2/2025),pukul 20.00 Wib bertempat di Kantor Kepala Desa Doulu,Kecamatan Berastagi,Kabupaten Karo.Bermula dari viralnya pemberitaan terkait sumbangan Discabprovsumut wilayah IV untuk korban terdampak bencana di desa Doulu yang tidak kunjung dibagikan,malah oleh Kepala Desa,Emil Justin Ginting dialokasikan sebahagian untuk pembelian alat Drum Band SD Negeri Doulu,masyarakat desa Doulu menjadi berang dan penuh tanda tanya.
Merasa malu dan tertekan oleh pemberitaan,caption dan opini di konten tik tok,kepala desa kemudian mengundang seluruh masyarakatnya yang terdampak bencana desember 2024 untuk rapat untuk meluruskan berita tersebut.
Undangan hanya diberikan kepada sejumblah masyarakat yang terdampak bencana bertempat di Balai desa Doulu.Akan tetapi karna sesuatu hal maka rapat diadakan di Kantor Kepala Desa,sabtu,(22/2/2025) pkl 20.00 wib.
Dalam rapat tersebut,kepala desa mengungkapkan inti rapat dalam membicarakan untuk mengambil kesepakatan guna pembagian bantuan bencana Desember 2024 yang berjumblah Rp 48.068.000 dan bantuan solidaritas Aqua senilai Rp.11.000.000.’ Sungguh mengagetkan ketika salah satu undangan mengatakan mengapa sumbangan itu baru diberitahu kepada masyarakat setelah adanya rapat.Dan mengapa setelah berita tersebut viral baru masyarakat tahu dan Pemerintahan desa mengungkapkan adanya sumbangan tersebut.Dan mengapa ada ungkapan bahwa sumbangan tersebut sebahagian malah sudah disalurkan untuk pembelian alat Drum Band SD Negeri yang sejatinya itu adalah urusan Pemkab.
Salah satu warga yang hadir duduk tidak jauh dari barisan perangkat menjawab,”saya sebagai warga yang memiliki anak didik tentu mesara senang dengan dibelinya alat Drum Band tersebut,bukankah itu adalah salah satu bantuan juga?”(dengan berbahasa daerah Karo).
Sontak saat itu masyarakat yang hadir riuh dengan nada yang mengatakan hal itu tidaklah tepat sasaran.
Ungkapan senada juga dicetuskan oleh salah satu warga yang hadir,”mengapa setelah viral baru masyarakat diberi tahu”
Kepala Desa,Emil Justin menjawab,”mengapa tidak diberi tahu,karna bingung dan takut masyarakat akan komplein ketika pembagian tidak merata.”
Yang disambut senyum dan gumaman warga terdampak yang hadir.
Disambut lagi oleh ketua BPD mengatakan,”kasihan melihat kepala desa kita yang tak sanggub memberi keputusan sebab masyarakat tak tahu mana yang diutamakan dan suka protes.”
Saat itu sedikit terjadi adu argumen antara undangan dan pemerintahan desa,ketua BPD sempat menyerukan akan berhenti menjadi BPD sebab merasa takut menghadapi Masyarakat,yang dijawab oleh salah satu yang hadir,”adi la engko sanggub,ngadiken saja.Tehmu pe la kai tugasmu!!!” (Kalau tidak sanggub,berhenti saja.Masak tidak tahu kau akan tugasmu) dengan wajah berang.
Kepala desa saat itu kelihatan senyum senyum menanggapi setiap perkataan dan meneruskan permintaan maaf atas kelalaiannya yang mengakibatkan adanya pemberitaan yang kemudian viral sehingga membuat malu nama Desa.
Akhirnya atas usulan salah satu undangan maka kesepakatanpun tercipta.Dimana sisa sumbangan tersebut akan dibagikan setelah terlebih dahulu dihunjuk perwakilan setiap dusun untuk mengkoodinatori warga dusunnya yang terkena dampak.
Perlu diketahui bahwa hari pertama saat konfirmasi terkait berita sebelum viral,Seketaris desa Pidorap Tarigan,mengatakan tidak tahu menahu terkait bantuan tersebut.Namun hari kedua setelah bertemu dengan kepala desa, mengatakan,”terkait sumbangan ini,semua perangkat desa,Sekretaris desa juga BPD dihari datangnya sumbangan sudah saya beri tahu” ungkap kepala desa.Yang sempat menuai debat antara kepala desa dan sang Sekdes di depan BPD,Perangkat dan rekanan Media.
(Shelly WS)